Kamis, 21 Maret 2013

Sekilas tentang David Villa Sanchez

Siapa yang tak kenal dengan david villa striker tersubur di piala dunia kali ini. Ternyata dimasa kecilnya david villa pernah mengalami peristiwa tragis dan nyaris diamputasi kakinya. Namun akhirnya villa berhasil melewati masa-masa sulit tersebut dan akhirnya terus berlatih sepak bola dan menjadi striker paling Top saat ini. Lebih lanjut berita tentang David Villa ...simak artikel berikut :


David Villa Nyaris Diamputasi Seorang guru meminta orang tua David Villa agar melarang anaknya bermain sepakbola.
Striker David Villa nyaris kehilangan kaki kanan saat kecil, akibat bermain sepakbola. Kini, Villa berpotensi mengantar Spanyol ke podium juara Piala Dunia kali pertama.
Pemain berusia 28 tahun itu telah mengemas lima gol, dan berpeluang mengakhiri Piala Dunia 2010 sebagai pencetak gol terbanyak. Pesaing seriusnya adalah Wesley Sneijder, pemain Belanda yang akan dihadapinya di final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.
Hampir seperempat abad lalu, Villa mengalami patah tulang paha sangat serius. Dokter khawatir Villa harus menjalani amputasi.
Cedera diperoleh karena kesukaan Villa pada sepakbola. Ia bermain hampir setiap hari, dan pada satu kesempatan seorang rekannya terjatuh dan tubunya menimpa kaki Villa.
Ajaib, Villa -- yang saat itu berusia empat tahun -- lolos dari kemungkinan terburuk akibat cedera. Namun ia harus menjalani hidup enam bulan dengan kaki dibebat.
Ironisnya, selama enam bulan itulah ia mengembangkan kemampuan menembak dengan kaki kiri. Itu menjadi titik awal pembangunan diri menjadi bintang.
Jose Manuel Villa, ayahnya yang pekerja tambang, setiap hari melatihnya menendang dengan kaki kiri.
"Setiap hari saya melatih Villa selama dua jam. Fokusnya adalah menendang keras dengan kaki kiri," kenang Jose Manuel.
"Semua itu saya lakukan sepulang dari pertambangan. Tidak ada hari tanpa latihan seperti itu," lanjutnya.
Menurut Jose Manuel, dirinya akan memberi umpan dan Villa menyambut dengan tembakan kaki kiri. Ia yakin itulah yang membuat Villa memiliki kemampuan menembak dengan kaki kiri dan kanan sama baiknya.
Villa sangat menghormati ayahnya, yang selalu meyakinkannya akan bisa menjadi pemain hebat. Ia juga tidak akan lupa bagaimana ayahnya melatih kaki kirinya, saat kaki kanannya masih dibebat.
"Saya tidak pernah sendiri di lapangan sepakbola. Selalu ada ayah, dan ayah kerap melempar bola kepada saya untuk saya tembak," kenang Villa.
Villa juga masih belum lupa bagaimana dirinya setiap hari melihat ayahnya pulang kepayahan dari tambang. Semua itu membentuk tekadnya untuk tidak mengikuti jejak sang ayah sebagai penambang.
"Setiap kali saya mendenga kecelakaan di pertambangan, saya takut kehilangan ayah," kata villa.
"Ketika kecelakaan menimpa ayah, ibu menghabiskan sekian jam setiap hari di rumah sakit untuk menunggu ayah. Saya bertekad tidak akan menjadi penambang," lanjutnya.
Villa tak pernah menonjol di sekolah, tapi selalu menyita perhatian publik setiap kali bermain sepakbola.
"Suatu kali gurunya datang kepada saya, meminta saya untuk menghukum Villa agar tidak bermain sepakbola," cerita Jose Manuel.
"Saya katakan, saya bisa saja melarangnya naik sepeda, bermain video game, atau apa saja, tapi tidak bermain sepakbola," lanjutnya.
Meski dikenal berbakat, dan piawai memainkan bola, perjalanan Villa bukan tanpa kisah sedih. Ia sempat ditolak Oviedo, klub lokal, karena tubuhnya terlalu kecil jika dibanding anak-anak seusianya.
Alasan lainnya, Oviedo kerepotan menjemputnya dari kota pertambangan setiap kali harus berlatih.
Sekali lagi Jose Manuel, sang ayah, membesarkan hatinya. Villa dibawa ke Langreo. Dari sini, Sporting Gijon -- rival lokal Oviedo -- mengambilnya.
Gijon menjualnya ke Zaragoza, dan sejak saat itu publik Spanyol mengenal namanya.
Dari Zaragoza, Villa pindah ke Valencia dan membentuk dirinya menjadi pemain besar. Musim depan, Villa akan mengenakan kostum Barcelona -- klub impiannya sepanjang hidup.
Villa kin mengisi mimpi-mimpinya. Ia tak berubah, tetap rendah hati, dan menyambangi kota masa kecilnya. Yang juga tak berubah adalah sang ayah selalu ada di stadion saat dia berlaga.
Begitu pula ketika Villa berlaga di final Piala Dunia 2010.
Pesta pernikahan David Villa dengan pacarnya sejak masa remaja, Patricia Gonzalez, pada 2003 sungguh unik. Stiker Barcelona itu tidak menyewa gedung mewah, pesta kebun, ataupun gereja. Dia memilih pesta di stadion sepak bola.
Ya, dia memilih stadion Ganzabal, markas Union Popular de Langreo, klub sepak bola pertamanya. Yang memimpin upacara pernikahannya adalah pendeta yang mengelola klub itu. Baginya, Langreo meninggalkan banyak kenangan.
Kuatnya unsur sepak bola dalam pernikahan Villa-Patricia juga disebabkan keduanya dipertemukan karena hobi yang sama, sepak bola. Ketika masih remaja, Patricia bermain sepak bola. Dia beroposisi sebagai bek kanan di klub sekolah Santo Thomas de La Felguera.
Karena itu, Patricia bukan WAG's biasa.Bila pasangan pemain sepak bola lainnya hanya bisa bergaya di tribun dengan dandanan yang mewah dan menjadi ikon mode, Patricia mampu menjadi pendukung sekaligus menjadi pengkritik utama Villa.
Karena pengalamannya sebagai pemain sepak bola perempuan, Patricia mampu menganalisis pertandingan dan memberikan masukan buat Villa. Hal itulah yang membuat Villa bisa mengevaluasi diri dengan baik. Sebab, saat berada di rumah, obrolan tentang sepak bola dengan sang istri pun oke.
Dari pernikahannya dengan Patricia, Villa memiliki dua putri. Yakni, Zaida, 6, dan Olaya, 2. Patricia sengaja memberikan nama putri keduanya mirip nama istri stiker timnas Spanyol dan Chelsea, Fernando Torres, Olalla Dominguez Liste, yang merupakan sahabat dekatnya.
Sejak masih pacaran hingga saat ini, jarang terdengar hal negatif tentang hubungan Villa-Patricia. Itu tidak lepas dari sifat family man. Striker Barcelona tersebut memang sosok yang sangat cinta keluarga. Keluarga selalu nomor satu.
Bukti kecintaannya adalah keputusan dia untuk menolak penawaran dari berbagai club pada 2009. Padahal, beberapa club Premier League sudah mengajukan tawaran gaji yang menggiurkan. Namun, dia menolak lantaran sang istri sedang hamil anak kedua.
"Saya belum bisa memerima tawaran mereka. Saya sementara ini tidak bisa meninggalkan negara ini. Istri saya sedang hamil dan sepertinya bukan gagasan yang bagus ubtuk pindah keluar Spanyol," ungkap Villa ketika itu sebagaimana dilansir Goal.
Selain itu, Villa selalu menghabiskan waktu di luar sepak bola khusus keluarganya. Bahkan, terkadang dua anaknya dibawa ke lapangan hijau ketika dia bermain. Tak heran, setelah pertandingan, Villa biasanya sibuk menggendong putrinya.
Villa menyadari, dukungan keluargalah yang membuatnya menjadi bintang sepak bola ternama saat ini. Karena itu, selain Patricia dan dua anaknya, Villa sangat dekat dengan ayahnya, Jose Manuel Villa. "Dia selalu ada saat saya kecil," kata Villa.
"Saat saya kecil, saya pernah selalu duduk di bench (bangku cadangan) dan tak pernah dimainkan. Saya nyaris menyerah, tetapi ayah saya selalu mendukung dan berada di belakang saya. Dia mendukung saya hingga seperti sekarang," jelas Villa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar